Direktur Pelaksana ADB Rajat M Nag mengatakan, inflasi tahun 2008 dapat melampaui angka tahunan 5,1% yang diperkirakan April lalu. Harga bahan bakar dan pangan yang membumbung merupakan bahaya utama yang mendorong inflasi yang akan berdampak pada "kisah pertumbuhan baik" Asia. Inflasi yang meningkat juga dapat menggagu investasi dan pendapatan perusahaan, dan menggoyahkan sejumlah pemerintah di kawasan. Hari Jumat India menyatakan, inflasi di negara itu meningkat dengan laju tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Sebelumnya bulan ini Korea Selatan mengumumkan inflasi mencapai angka tertinggi dalam tujuh tahun akibat meningkat harga energi dan pangan. Di Vietnam inflasi mencapai lebih dari 25% dan pemerintah mengatakan, masalah ini adalah tantangan terbesar yang mereka hadapi. Singapura, Thailand, Filipina dan Indonesia menghadapi angka inflasi antara 7,5% dan 11%.
ADB memperkirakan pertumbuhan sebesar 7,6% bagi Asia di tahun 2008, turun dari 8,7% tahun 2007, yang merupakan angka tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Nag mengatakan, pihak berwenang keuangan dan fiskal Asia harus "menyadari inflasi sebagai kekhawatiran sangat besar" dan dia mengisyaratkan, menaikkan suku bunga merupakan salah satu solusinya. Inflasi "dapat membahayakan pertumbuhan di Asia", katanya, dan menambahkan bahwa "bank-bank sentral harus mengambil semua langkah, termasuk meninjau suku bunga seperti yang telah dilakukan India." Hari Rabu Bank Sentral India menaikkan suku bunga pinjaman jangka pendek sebesar 0,25 persen menjadi 8%. Harga pangan yang meningkat didongkrak oleh naiknya biaya bahan bakar yang meningkatkan biaya produksi dan transportasi. Pajak yang menyebabkan 'kemunduran' Negara-negara Asia seperti India, Malaysia dan Indonesia baru-baru ini mengurangi subsidi bahan bakar ditengah meningkatnya harga minyak dunia, yang dapat mendorong inflasi lebih tinggi lagi. "Inflasi adalah bentuk pajak yang paling menyebabkan kemunduran dan berdampak paling besar terhadap rakyat miskin. Di Asia, sekitar satu miliar orang sangat rentan terhadap naiknya harga pangan dan bahan bakar," kata Nag. Dia mengatakan, pemerintah berbagai negara harus memastikan ada "dukungan dana tunai tepat sasaran" bagi rakyat miskin untuk melindungi mereka dari harga yang meningkat, katanya. Jumlah warga miskin di Asia adalah 2/3 dari warga miskin dunia. Asia berhasil mengurangi angka kemiskinan menjadi sekitar 19% dari 33% di tahun 1990, namun Nag mengatakan kemajuan ini sekarang terancam oleh inflasi. Bulan April lalu ADB menawarkan bantuan kepada negara-negara yang terkena dampak meningkatnya harga pangan. ADB mengatakan, bantuan pinjaman akan disediakan bagi negara-negara itu agar dapat digunakan sebagai subsidi bahan-bahan pokok guna membantu rakyat miskin. |
Tuesday, November 9, 2010
Laju inflasi 'ancam Asia'
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment